Menghadapai Iduladha 1434 Hijriah Kabupaten Ciamis masih kekurangan persediaan sapi sebagai hewan kurban. Tahun ini, kebutuhan hewan kurban tahun ini mencapai 3.881 ekor sapi. Sementara sapi yang tersedia hanya 3.594 ekor.
Menurut Kepala Bidang Pengembangan dan Usaha Peternakan (PUP) Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis Otong Bustomi, masih kurangnya stok sapi tersebut karena dari 7.000 sapi jantan yang ada, hanya sebanyak 3.500 ekor sapi yang siap potong.
"Kekurangan tersebut kita siasati dengan mengimpor sapi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur," ungkap Otong di ruang kerjanya, Jumat (13/9).
Untuk harga sapi kata Otong ada perbedaan cukup signifikan dari tahun sebelumnya. Sapi dengan daging 70 kilogram harganya mencapai Rp 9,5 juta, sapi daging 90 harganya Rp 11-12 juta dan sapi daging satu kwintal mencapai Rp 14 juta. "Naiknya harga memang sering terjadi jelang Iduladha, karena meningkatnya permintaan sapi," katanya.
Data yang berhasil dihimpun "KP" kebutuhan ternak di Kabupaten Ciamis jelang Idul adha untuk sapi mencapai 3.881 ekor, kerbau 8 ekor, kambing 2.357 dan domba 5.621 ekor.
Namun ketersediaan ternak untuk kerbau, kambing dan domba di Ciamis begitu banyak sehingga bisa memenuhi kebutuhan ternak menjelang lebaran haji.
Butuh 8.000 ekor Sapi Kebutuhan sapi siap potong di Ciamis per tahunnya cukup fantastis mencapai 8.000 ekor pertahunnya.
Namun dengan banyaknya kendala, Kabupaten Ciamis masih belum bisa memenuhi kebutuhan sapi itu.
Hal itu terjadi karena kurang maksimalnya pengembangan sapi di Kabupaten Ciamis baik sapi jenis lokal maupun luar.
Begitu juga yang terjadi menjelang Iduladha Ciamis masih mendatangkan sapi siap potong dari daerah luar.
Bustomi menambahkan untuk memenuhi stok 8.000 ekor sapi tersebut maka angka kelahiran sapi secara kasar harus mencapai 16.000 ekor per tahunnya.
Artinya di Kabupaten Ciamis harus memiliki sekitar 23.000 ekor sapi betina subur agar bisa melahirkan sapi jantan yang nantinya siap potong.
Namun demikian hal tersebut bisa dicapai apabila pengembangan sapi lebih optimal.
Perlu adanya kebersamaan antara semua pihak baik peternak, swasta ataupun pemerintah harus bersama-sama mengembangkan peternakan sapi di wilayah Kabupaten Ciamis.
"Intinya harus mandiri dan bekerja keras agar pengembangan sapi di Kabupaten Ciamis lebih maju lagi," tuturnya.
Terlepas dari permasalahan tersebut banyak kendala yang dihadapi petani sapi di Kabupaten Ciamis mulai dari masalah lingkungan maupun mulai kurangnya pakan ternak.
Masalah lingkungan misalnya keluhan masyarakat karena kotoran ternak dan lainnya. Sehingga perlu teknologi agar permasalahan ternak tidak menjadi rancu.
Misalnya dengan penyediaan alat pupuk kompos agar limbah kotoran bisa dimanfaatkan dan tidak mengganggu lingkungan.
Sementara masalah yang paling vital kata Bustomi yaitu mulai berkurangnya pakan ternak yang disebabkan berkurangnya lahan pangonan yang dijadikan perumahan ataupun pabrik.
Namun kita tetap berjuang agar pengembangan sapi di Ciamis bisa maju dan bisa memenuhi stok kebutuhan ternak di Ciamis sadur dr pr