CILAKAPU - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada seluruh pengguna jasa pelayaran dan wisatawan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya gelombang tinggi akibat peningkatan kecepatan angin di perairan selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. "Berdasarkan pengamatan, pola angin di wilayah selatan Indonesia umumnya bergerak dari arah barat daya hingga barat laut, dengan kecepatan angin berkisar antara 4 hingga 25 knot," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Tunggul Wulung Cilakup, Teguh Wardoyo, di Semarang, Senin.
Ia mengatakan pola angin yang cenderung cepat dan searah dapat meningkatkan ketinggian gelombang. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa perairan selatan Jawa Barat hingga Yogyakarta dan Samudera Hindia selatan Jawa Barat hingga DIY masih terpengaruh musim angin baratan. "Oleh karena itu, hari ini (3 April) kami telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Barat-DIY, yang akan tetap berlaku hingga Rabu (3 Mei) dan akan segera diperbaharui jika ada perkembangan lebih lanjut."




Dia mengatakan peringatan dini dikeluarkan karena ketinggian gelombang di perairan selatan Jawa Barat-DIY dapat mencapai kisaran 2,5-4 meter atau masuk dalam kategori lebih tinggi. Menurut dia, wilayah yang berpotensi mengalami gelombang tinggi antara lain perairan selatan Sukabumi, selatan Cianjur, selatan Garut, selatan Tasikmalaya, selatan Pangandaran, selatan Cilacap, selatan Kebumen, selatan Purworejo, dan selatan Yogyakarta. Perairan di daerah-daerah berikut ini termasuk dalam daftar tersebut. Selain itu, Samudra Hindia selatan Sukabumi, Samudra Hindia selatan Cianjur, Samudra Hindia selatan Garut, Samudra Hindia selatan Tasikmalaya, Samudra Hindia selatan Pangandaran, Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, Samudra Hindia selatan Purworejo, dan Samudra Hindia Samudera Hindia.

Sehubungan dengan hal tersebut, Tegu mengimbau kepada seluruh pengguna jasa pelayaran untuk memperhatikan risiko gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

"Hasil analisis menunjukkan bahwa kecepatan angin di atas 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berbahaya bagi kapal-kapal nelayan. Dan kecepatan angin di atas 16 knot dan ketinggian gelombang di atas 1,5 meter menimbulkan bahaya bagi kapal tongkang". Menurut beliau, kecepatan angin di atas 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter menimbulkan risiko bagi kapal feri, sedangkan kecepatan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter menimbulkan risiko bagi kapal yang lebih besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar.

Selain itu, lanjutnya, para wisatawan dan orang-orang yang tinggal dan bekerja di pesisir pantai di sekitar area di mana gelombang tinggi dapat terjadi harus selalu waspada terhadap kemungkinan ini. "Meski bukan musim liburan, masyarakat di berbagai daerah biasanya memanfaatkan momentum menjelang puasa untuk berwisata bersama keluarga, salah satunya mengunjungi objek wisata pantai.

Oleh karena itu, para wisatawan pantai diimbau untuk tidak bermain air dan berenang, terutama di daerah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas, untuk menghindari risiko gelombang tinggi yang dapat terjadi sewaktu-waktu.