Berita Pangandaran

Wisatawan Dilarang Berenang Di Zona Bahaya Pantai Pangandaran

Kamis, 07 Maret 2024 01:09 WIB 39
Wisatawan Dilarang Berenang Di Zona Bahaya Pantai Pangandaran

Pangandaran, Jawa Barat - Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pangandaran terus melakukan patroli selama liburan akhir tahun untuk memperingatkan wisatawan agar tidak berenang di zona bahaya untuk menghindari kecelakaan seperti terkena ombak di Pantai Pangandaran, Pangandaran, Jawa Barat. Ketua Balawista Pangandaran Dodo Talyana, saat dihubungi melalui telepon genggamnya pada hari Rabu, mengatakan, "Kalau mau ke pantai, lihat dulu apakah ada rambu-rambu bahaya.


Ada zona di sepanjang Pantai Pangandaran di mana wisatawan diperbolehkan untuk berenang dan bermain di pantai, tetapi kami selalu menjaga keselamatan mereka agar tidak berenang terlalu jauh."

Ada beberapa area di Pantai Pangandaran yang tidak diperbolehkan untuk berenang, lanjutnya, karena ada arus yang kuat dan berenang di zona bahaya dapat membahayakan wisatawan. "Selalu ada rambu-rambu bahaya di sepanjang arus berbahaya di pantai," katanya.



Saat ini, katanya, masih ada wisatawan yang mencoba berenang di pantai tersebut meski sudah masuk zona bahaya.

Alasannya, kata dia, karena luas pantai yang tersedia untuk berenang cukup terbatas, sedangkan pantai yang berada di zona bahaya cukup luas, sehingga banyak yang memilih berenang di area berbahaya.

"Area yang diperbolehkan untuk berenang relatif kecil dan tempat parkirnya tidak memadai, namun di area berbahaya tempat parkirnya cukup panjang dan terkadang orang parkir dan langsung pergi," katanya.

Mengacu pada kasus-kasus wisatawan yang mengalami kecelakaan laut selama akhir pekan panjang Natal, dia mengatakan bahwa meskipun ada sejumlah besar pemandian pada waktu itu, semuanya aman dan tidak ada kecelakaan.

"Alhamdulillah, H-2, dari tanggal 23 Desember sampai sekarang tidak ada kecelakaan laut," kata Dodo.

Dia menambahkan bahwa kejadian yang menonjol selama musim libur panjang Natal adalah banyaknya anak-anak yang terpisah dari orang tua atau tidak diawasi oleh orang tua.

Dia mengatakan ada 35 kasus yang tercatat, yang semuanya berhasil dipertemukan kembali dengan orang tua mereka.

"Sejauh ini ada 35 anak yang terpisah dari orang tuanya, dan alhamdulillah semuanya bisa dipertemukan kembali," katanya.





Scroll to Top