BANDUNG - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan kerusakan yang disebabkan oleh gelombang pasang di pantai selatan Jawa Barat mulai dari Sukabumi hingga Pangandaran masih terus didata oleh pemerintah provinsi. "Ada kerusakan di semua daerah dan semuanya sedang didata, BPBD melaporkan tidak ada korban jiwa di semua daerah," kata Bey pada hari Kamis di Langkabuaya, Garut, Jawa Barat.

Mengenai bencana yang disebabkan oleh gelombang pasang tersebut, Agus mengatakan bahwa ratusan kapal nelayan di sepanjang pantai selatan Jawa terkena dampaknya, dengan Langkabuaya sebagai lokasi terparah dengan 142 kapal nelayan yang rusak.

Dengan cuaca buruk yang masih terus berlanjut, Bay memperingatkan para nelayan untuk mengikuti instruksi dari Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG) untuk tidak melaut hingga tanggal 20 Maret 2024. "Tidak disarankan untuk melaut hingga 20 Maret 2024, tetapi keselamatan penduduk adalah yang utama, jadi kita akan lihat setelah itu apakah diperbolehkan atau tidak. Setelah itu, kami akan membuat keputusan lagi apakah aman untuk melaut atau tidak."



Sehubungan dengan kapal-kapal yang rusak, Bay menyatakan bahwa Pemerintah sedang mempersiapkan dapur umum untuk warga yang kehilangan mata pencaharian.

"Kami telah menyiapkan dapur umum di tempat-tempat itu karena orang-orang telah kehilangan mata pencaharian mereka selama berhari-hari, dan sehubungan dengan kapal-kapal itu, kami telah meminta Dinas Perhubungan untuk menarik kapal-kapal yang karam," katanya. Menurut laporan, banjir rob yang disebabkan oleh gelombang tinggi terjadi di pantai selatan Jawa Barat, mulai dari Sukabumi hingga Garut. Akibatnya, masyarakat di sepanjang pantai selatan Jawa Barat dihimbau untuk tetap waspada hingga setidaknya 20 Maret 2024.